Rabu, 29 Februari 2012

 SEDIKIT CERITA


 Oi Bro, ngapain lo ngelamun gitu ! , wajah lo nggak seperti biasanya, ada apa sih?. Deri melihat keheranan tingkah Boby yang dari awal masuk udah murung, diam tanpa bicara sepatah katapun.
            “ Bobi, kenapa lo diam aja? Buat gue penasaran. Please cerita dong…., Dery semakin penasaran ia berharap sobatnya nggak bungkam begini. “ sorry Der, kemarin nenek gue meninggal dunia, maafin ya udah nggak bilang sama lo, gue aja diberitahu mendadak banget, gue nyesel kenapa nggak datang disaat nenek gue emang lagi rindu-rindunya ama gue, sakit rasanya….hikh….”, Boby menyesali dirinya sendiri, Deri yang mendengar hanya dapat membantunya dengan kata-kata ketenangan.
            “ ya udah nggak perlu lo sesali, ini bukan salah lo kok, ini udah rahasia tuhan”,ucap Dery sedikit menenangkan.
Seusai  berkata, Boby kembali diam seribu bahasa, ia terus saja memikirkan kejadian ini. Ia terus saja diam dan tetap diam, tingkah diamnya itu hingga masuk ke waktu istirahat, Boby tanpa berkata, ia meninggalkan kelas entah mau kemana kakinya melangkah Dery terus saja membuntuti kemana perginya Boby. Ia sedikit khawatir dengan kondisi Boby yang selalu diam, murung aja. Setibanya di taman samping kantin ia menangis, berteriak  melampiaskan semua kekesalan dalam hatinya. Dery bingung mesti gimana lagi, takkanlah ia  diberi balon, emang anak kecil….. aneh banget.
Lima belas menit telah usai, bel masuk mulai terdengar dari arah kantor, satu persatu siswa bergegas memasuki ruang kelas masing-masing,terkecuali Boby dan Deri, keduanya masih saja melembetkan langkahnya masuk ke dalam kelas, setapak demi setapak ia langkahkan kakinya..

            Sesampainya di kelas, Iwan dan Jojon sudah lama menunggu mereka berdua di depan pintu kelas, “ sobat, lo ngapain aja dikantin sampai lama gini?”, sambut Iwan dengan pertanyaan.
Boby hanya diam dan jawaban di keluarkan Dery, istilahnya jadi juru bicara untuk sementara, hehehehe, kita nggak kekantin kok, tapi ketaman, Nenek Boby meninggal dunia makanya sobat kita yang satu ini diam terus.
“ yang sabar ya Bob, ikhlaskan aja mungkin ini yang terbaik buat Nenek lo, tenang aja, yang penting sabar, kalau lo masih aja menyesali kepergian  Nenek lo, ntar beliau nggak akan tenang di alam yang bahagia sana”, jelas Jojon yang tumben-tumbennya perduli,  Jojon ntu kan terkenal dengan super cueknya.walau dengan teman sendiri.
“pinter lo Jon, hebat…..”, ledek Iwan plus nyengir dikit ^_^
Wajah Deri memerah, eits….merah karena marah ya, bukan karena malu. Karena Dery orangnya serius gini Iwan dan Jojon tak berani untuk bergurau dengannya, ketiga temannya asyik membuat cerita sendiri tetapi tingkah Boby sama seperti tadi tetap bungkam tanpa senyuman, biasanya ia di juluki wajah imut, tapi untuk saat in nggak deh,murung mulu.
 “sobat, come we back to home………teriak Iwan mengejuti semua siswa. Ini pesan yang harus disampaikan kekalian semua , bukan gue ya yang bilang, tapi guru TU. Coz guru-guru pada mau rapat semua.
Tanpa banyak mulut lagi, suasana kelas yang tadinya haru biru, kini dalam hitungan menit sudah tak berpenghuni, tak kalah juga empat sekawan ini, ketika di parkiran  haru biru suara kenalpot motor para siswa yang memarkirkan kendaraannya. Sebagian siswa sudah bubar tinggal empat sekawan ini yang masih betah berbincang-bincang, karena ada hal yang akan mereka rencanakan. “Bob, gue ikut kerumah Nenek lo ya?, lo mau kesana kan?.....”.